2.1 Pengertian
dasar termodinamika.
Thermodinamika adalah ilmu tentang energi, yang
secara spesific membahas tentang hubungan antara energi panas dengan kerja.
Seperti telah diketahui bahwa energi didalam alam dapat terwujud dalam berbagai
bentuk, selain energi panas dan kerja, yaitu energi kimia, energi listrik,
energi nuklir, energi gelombang elektromagnit, energi akibat gaya magnit, dan
lain-lain . Energi dapat berubah dari
satu bentuk ke bentuk lain, baik secara alami maupun hasil rekayasa tehnologi. Selain itu energi di alam semesta bersifat kekal, tidak dapat dibangkitkan atau dihilangkan, yang terjadi adalah perubahan energi dari satu bentuk menjadi bentuk lain tanpa ada pengurangan atau penambahan. Prinsip ini disebut sebagai prinsip konservasi atau kekekalan energi. Prinsip thermodinamika tersebut sebenarnya telah terjadi secara alami dalam kehidupan sehari-hari. Bumi setiap hari menerima energi gelombang elektromagnetik dari matahari, dan dibumi energi tersebut berubah menjadi energi panas, energi angin, gelombang laut, proses pertumbuhan berbagai tumbuh-tumbuhan dan banyak proses alam lainnya. Proses didalam diri manusia juga merupakan proses konversi energi yang kompleks, dari input energi kimia dalam maka nan menjadi energi gerak berupa segala kegiatan fisik manusia, dan energi yang sangat bernilai yaitu energi pikiran kita. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka prinsip alamiah dalam berbagai proses thermodinamika direkayasa menjadi berbagai bentuk mekanisme untuk membantu manusia dalam menjalankan kegiatannya. Mesin-mesin transportasi darat, laut, maupun udara merupakan contoh yang sangat kita kenal dari mesin konversi energi, yang merubah energi kimia dalam bahan bakar atau sumber perpindahan diatas permukaan bumi, bahkan sampai di luar angkasa. Pabrik-pabrik dapat memproduksi berbagai jenis barang, digerakkan oleh mesin pembangkit energi listrik yang menggunakan prinsip konversi energi panas dan kerja. Untuk kenyamanan hidup, kita memanfaatkan mesin airconditioning, mesin pemanas, dan refrigerators yang menggunakan prinsip dasar thermodinamila. Aplikasi thermodinamika yang begitu luas dimungkinkan karena perkembangan ilmu thermodinamika sejak abad 17 yang dipelopori dengan penemuan mesin uap di Inggris, dan diikuti oleh para ilmuwan thermodinamika seperti Willian Rankine, Rudolph Clausius, dan Lord Kelvin pada abad ke 19. Pengembangan ilmu thermodinamika dimulai dengan pendekatan makroskopik, yaitu sifat thermodinamis didekati dari perilaku umum partikel-partikel zat yang menjadi media pembawa energi, yang disebut pendekatan thermodinamika klasik. Pendekatan tentang sifat thermodinamis suatu zat berdasarkan perilaku kumpulan partikel-partikel disebut pendekatan mikroskopis yang merupakan perkembangan ilmu thermodinamika modern, atau disebut thermodinamika statistik. Pendekatan thermodinamika statistik dimungkinkan karena perkembangan teknologi komputer, yang sangat membantu dalam menganalisis data dalam jumlah yang sangat besar.
satu bentuk ke bentuk lain, baik secara alami maupun hasil rekayasa tehnologi. Selain itu energi di alam semesta bersifat kekal, tidak dapat dibangkitkan atau dihilangkan, yang terjadi adalah perubahan energi dari satu bentuk menjadi bentuk lain tanpa ada pengurangan atau penambahan. Prinsip ini disebut sebagai prinsip konservasi atau kekekalan energi. Prinsip thermodinamika tersebut sebenarnya telah terjadi secara alami dalam kehidupan sehari-hari. Bumi setiap hari menerima energi gelombang elektromagnetik dari matahari, dan dibumi energi tersebut berubah menjadi energi panas, energi angin, gelombang laut, proses pertumbuhan berbagai tumbuh-tumbuhan dan banyak proses alam lainnya. Proses didalam diri manusia juga merupakan proses konversi energi yang kompleks, dari input energi kimia dalam maka nan menjadi energi gerak berupa segala kegiatan fisik manusia, dan energi yang sangat bernilai yaitu energi pikiran kita. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka prinsip alamiah dalam berbagai proses thermodinamika direkayasa menjadi berbagai bentuk mekanisme untuk membantu manusia dalam menjalankan kegiatannya. Mesin-mesin transportasi darat, laut, maupun udara merupakan contoh yang sangat kita kenal dari mesin konversi energi, yang merubah energi kimia dalam bahan bakar atau sumber perpindahan diatas permukaan bumi, bahkan sampai di luar angkasa. Pabrik-pabrik dapat memproduksi berbagai jenis barang, digerakkan oleh mesin pembangkit energi listrik yang menggunakan prinsip konversi energi panas dan kerja. Untuk kenyamanan hidup, kita memanfaatkan mesin airconditioning, mesin pemanas, dan refrigerators yang menggunakan prinsip dasar thermodinamila. Aplikasi thermodinamika yang begitu luas dimungkinkan karena perkembangan ilmu thermodinamika sejak abad 17 yang dipelopori dengan penemuan mesin uap di Inggris, dan diikuti oleh para ilmuwan thermodinamika seperti Willian Rankine, Rudolph Clausius, dan Lord Kelvin pada abad ke 19. Pengembangan ilmu thermodinamika dimulai dengan pendekatan makroskopik, yaitu sifat thermodinamis didekati dari perilaku umum partikel-partikel zat yang menjadi media pembawa energi, yang disebut pendekatan thermodinamika klasik. Pendekatan tentang sifat thermodinamis suatu zat berdasarkan perilaku kumpulan partikel-partikel disebut pendekatan mikroskopis yang merupakan perkembangan ilmu thermodinamika modern, atau disebut thermodinamika statistik. Pendekatan thermodinamika statistik dimungkinkan karena perkembangan teknologi komputer, yang sangat membantu dalam menganalisis data dalam jumlah yang sangat besar.
Metode termodinamika
statistik dikembangkan pertama kali beberapa tahun terakhir oleh Boltzmann di
Jerman dan Gibbs di Amerika Serikat. Dengan ditemukannya teori kuantum, Bose,
Einstein, Fermi, dan Dirac memperkenalkan beberapa modifikasi ide asli
Boltzmann dan telah berhasil dalam menjelaskan beberapa aspek yang tidak dipenuhi
oleh statistik Boltzmann.
Pendekatan statistik memiliki hubungan dekat dengan termodinamika dan teori kinetik. Untuk sistem partikel di mana energi partikel bisa ditentukan, kita bisa menurunkan dengan statistik mengenai persamaan keadaan dari suatu bahan dan persamaan energi bahan tersebut. Termodinamika statistik memberikan sebuah penafsiran tambahan tentang konsep entropi.
Termodinamika statistik (Mekanika statistik), tidak seperti teori kinetik, tidak fokus pada pertimbangan tumbukan antara 1 molekul dengan molekul lain atau dengan permukaan secara detail. Malahan ia mengambil keuntungan dari fakta bahwa molekul itu memiliki jumlah yang sangat banyak dan sifat rata-rata dari sejumlah besar molekul bisa dihitung walaupun tidak berisi informasi tentang molekul tertentu. Jadi sebagai misal, perusahaan asuransi bisa memprediksi dengan ketelitian yang tinggi tentang harapan hidup rata-rata semua orang yang yang lahir di Amerika Serikat pada tahun yang diberikan, tanpa mengetahui keadaan kesehatan salah satu dari orang-orang tersebut.
Pendekatan statistik memiliki hubungan dekat dengan termodinamika dan teori kinetik. Untuk sistem partikel di mana energi partikel bisa ditentukan, kita bisa menurunkan dengan statistik mengenai persamaan keadaan dari suatu bahan dan persamaan energi bahan tersebut. Termodinamika statistik memberikan sebuah penafsiran tambahan tentang konsep entropi.
Termodinamika statistik (Mekanika statistik), tidak seperti teori kinetik, tidak fokus pada pertimbangan tumbukan antara 1 molekul dengan molekul lain atau dengan permukaan secara detail. Malahan ia mengambil keuntungan dari fakta bahwa molekul itu memiliki jumlah yang sangat banyak dan sifat rata-rata dari sejumlah besar molekul bisa dihitung walaupun tidak berisi informasi tentang molekul tertentu. Jadi sebagai misal, perusahaan asuransi bisa memprediksi dengan ketelitian yang tinggi tentang harapan hidup rata-rata semua orang yang yang lahir di Amerika Serikat pada tahun yang diberikan, tanpa mengetahui keadaan kesehatan salah satu dari orang-orang tersebut.
2.2 Klasifikasi
Sistem Termodinamika
Suatu sistem thermodinamika adalah sustu masa atau
daerah yang dipilih, untuk dijadikan obyek analisis. Daerah sekitar sistem
tersebut disebut sebagai lingkungan. Batas antara sistem dengan lingkungannya
disebut batas sistem (boundary), seperti terlihat pada Gambar 1.1. Dalam
aplikasinya batas sistem nerupakan bagian dari sistem maupun lingkungannya, dan
dapat tetap atau dapat berubah posisi atau bergerak.
Gambar
1.1. Skema sistem thermodinamika
Sistem termodinamika bisa
diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok:
1. Sistem tertutup; 2. Sistem
terbuka; dan 3. Sistem terisolasi.
1. Sistem tertutup.
Merupakan
sistem massa tetap dan identitas batas sistem ditentukan oleh ruang zat yang
menempatinya. Contoh sistem tertutup adalah suatu balon udara yang dipanaskan,
dimana masa udara didalam balon tetap, tetapi volumenya berubah, dan energi
panas masuk kedalam masa udara didalam balon Sistem tertutup ditunjukkan oleh
gambar 1. Gas di dalam silinder dianggap sebagai suatu sistem. Jika panas
diberikan ke silinder dari sumber luar, temperatur gas akan naik dan piston
bergerak ke atas.
Gambar 1.
Sistem termodinamika tertutup.
Ketika
piston naik, batas sistem bergerak. Dengan kata lain, panas dan kerja melewati
batas sistem selama proses, tetapi tidak ada terjadi penambahan atau
pengurangan massa zat.
Asyari-Daryus, Termodinamika Teknik I Universitas Darma
Persada – Jakarta. 9
2. Sistem
terbuka
Pada sistem ini, zat melewati batas sistem. Panas dan kerja
bisa juga melewati batas sistem. Gambar 2 menunjukkan diagram sebuah kompresor
udara yang menggambarkan sistem terbuka ini.
Gambar 2. Sistem termodinamika terbuka.
Zat yang melewati batas sistem adalah udara bertekanan rendah
(L.P) yang memasuki kompresor dan udara bertekanan tinggi (H.P) yang
meninggalkan kompresor. Kerja melewati batas sistem melalui poros penggerak dan
panas ditransfer melewati batas sistem melalui dinding silinder.
3. Sistem terisolasi
Adalah sebuah sistem yang sama sekali tidak dipengaruhi oleh
lingkungannya. Sistem ini massanya tetap dan tidak ada panas atau kerja yang
melewati batas sistem.
2.3 Sifat-sifat
Sistem
Keadaan sistem bisa diidentifikasi atau diterangkan dengan
besaran yang bisa diobservasi seperti volume, temperatur, tekanan, kerapatan
dan sebagainya. Semua besaran yang mengidentifikasi keadaan sistem disebut
sifat-sifat sistem.
2.4 Klasifikasi Sifat-sifat
Sistem
Sifat-sifat
termodinamika bisa dibagi atas dua kelompok umum:
1. Sifat
ekstensif, dan 2. Sifat intensif.
1. Sifat
ekstensif
Besaran
sifat dari sistem dibagi ke dalam beberapa bagian. Sifat sistem, yang harga
untuk keseluruhan sistem merupakan jumlah dari harga komponen-komponen individu
sistem tersebut, disebut sifat ekstensif. Contohnya, volume total, massa total,
dan energi total sistem adalah sifat-sifat ekstensif.
2. Sifat
intensif
Perhatikan
bahwa temperatur sistem bukanlah jumlah dari temperatur-temperatur bagian
sistem. Begitu juga dengan tekanan dan kerapatan sistem. Sifat-sifat seperti
temperatur, tekanan dan kerapatan ini disebut sifat intensif.
2.5 Kesetimbangan Termal
Misalkan
dua benda yang berasal dari material yang sama atau berbeda, yang satu panas,
dan lainnya dingin. Ketika benda ini ditemukan, benda yang panas menjadi lebih
dingin dan benda yang dingin menjadi lebih panas. Jika kedua benda ini
dibiarkan bersinggungan untuk beberapa lama, akan tercapai keadaan dimana tidak
ada perubahan yang bisa diamati terhadap sifat-sifat kedua benda tersebut.
Keadaan ini disebut keadaan kesetimbangan termal, dan kedua benda akan
mempunyai temperatur yang sama.
2.6
Bentuk-bentuk energi
Telah disampaikan sebelumnya bahwa energi dapat
terwujud dalam berbagai bentuk, yaitu energi kimia, energi panas, energi
mekanis, energi listrik, energi nuklir, energi gelombang elektromagnetik,
energi gaya magnit, dan lain-lain. Suatu media pembawa energi dapat mengandung
berbagai bentuk energi tersebut sekaligus, dan jumlah energinya disebut energi
total (E). Dalam analisis thermodinamika sering digunakan energi total setiap
satuan masa media (m), yang disebut sebagai energi per-satuan masa (e) yaitu,
Berbagai bentuk energi diatas dapat pula
dikelompokkan menjadi dua bentuk, yaitu energi makroskopik dan energi
mikroskopik. Energi makroskopik adalah keberadaan energi ditandai dari
posisinya terhadap lingkungannya atau terhadap suatu referensi yang ditentukan.
Contoh bentuk energi makroskopik adalah energi kinetik (KE) dan energi
potensial (PE). Keberadaan energi mikroskopik ditentukan oleh struktur internal
dari= zat pembawa energi sendiri dan tidak tergantung kepada lingkungannnya,
yaitu struktur dan gerakan molekul zat tersebut. Energi mikroskopik ini disebut
sebagai energi internal (U).
Energi makroskopik berhubungan dengan gerakan masa
pembawa energi, dan pengaruh luar seperti gaya gravitasi, pengaruh energi
listrik, sifat magnit, dan tegangan pemukaan fluida. Energi kinetis KE adalah
energi yang disebabkan oleh gerakan relatif terhadap suatu referensi, dan
besarnya adalah:
atau dalam
bentuk energi per-satuan masa:
dengan, m = satuan masa media pembawa energi
V = satuan kecepatan gerakan masa.
Energi potensial
adalah energi yang disebabkan oleh posisi elevasinya dalam medan gravitasi, dan
besarnya adalah:
PE
= m g z
Atau dalam
bentuk energi per-satuan masa,
pe
= g z
dengan, g = gaya
gravitasi
z
= posisi elevasi terhadap suatu referensi.
Energi internal meliputi semua jenis energi
mikroskopik, yaitu akibat dari struktur dan aktivitas molekul dalam masa yang
ditinjau. Struktur molekul adalah jarak antar molekul dan besar gaya tarik
antar molekul, sedang aktivitas molekul adalah kecepatan gerak molekul. Energi
laten adalah energi yang merubah jarak dan gaya tarik antar molekul, sehingga
masa berubah fase antara fase padat atau cair menjadi gas. Energi sensibel merubah
kecepatan gerak molekul, yang ditandai oleh perubahan temperatur dari masa yang
ditinjau. Energi kimia adalah energi internal sebagai akibat dari komposisi kimia
sua tu zat, yang merupakan energi yang mengikat atom dalam molekul zat tersebut.
Perubahan struktur atom menyebabkan perubahan energi pengikat atom dalam
molekul, sehingga reaksinya dapat melepaskan energi (eksothermis) misalnya
dalam reaksi pembakaran, atau memerlukan energi (indothermis). Bentuk energi
internal lainnya adalah energi nuklir, yang merupakan energi ikatan antara atom
dengan intinya.
Dalam bahasan thermodinamika efek dari jenis energi
makroskopik lain yaitu energi magetik, dan tegangan permukaan fluida dapat diabaikan,
sehingga energi total E dari masa pembawa energi tersebut adalah:
E
=
U + KE + PE = U +
+
mgz
atau dalam
bentuk energi per-satuan masa,
e = u +ke +pe = u +
+ gz
Dalam
aplikasi bidang teknik masa atau sistem thermodinamika yang ditinjau biasanya
tidak bergerak selama proses berlangsung, sehingga perubahan energi potensial
dan energi kinetisnya sama dengan nol.
2.7
Karakteristik
Karakteristik yang menentukan sifat dari sistem
disebut property dari sistem, seperti tekanan P, temperatur T, volume V,
masa m, viskositas, konduksi panas, dan lain-lain. Selain itu ada juga property
yang disefinisikan dari property yang lainnya seperti, berat
jenis, volume spesifik, panas jenis, dan lain-lain. Suatu sistem dapat
berada pada suatu kondisi yang tidak berubah, apabila masing-masing
jenis property sistem tersebut dapat diukur pada semua bagiannya dan
tidak berbeda nilainya. Kondisi tersebut disebut sebagai keadaan (state)
tertentu dari sistem, dimana sistem mempunyai nilai property yang
tetap. Apabila property nya berubah, maka keadaan sistem tersebut
disebut mengalami perubahan keadaan. Suatu sistem yang tidak mengalami
perubahan keadaan disebut sistem dalam keadaan seimbang (equilibrium).
Perubahan sistem thermodinamika dari keadaan seimbang satu menjadi keadaan
seimbang lain disebut proses, dan rangkaian keadaan diantara keadaan awal dan
akhir disebut linasan proses seperti terlihat pada Gambar 1.2.
Gambar
1.2. Proses dari keadaan 1 ke keadaan 2
Tergantung dari jenis prosesnya, maka keadaan 2
dapat dicapai dari keadaan 1 melalui berbagai lintasan yang berbeda. Proses thermidinamika
biasanya digambarkan dalam sistem koordinat 2 dua property, yaitu P-V
diagram, P-v diagram, atau T-S diagram. Proses yang berjalan pada satu jenis property
tetap, disebut proses iso - diikuti nama property nya, misalnya
proses isobaris (tekanan konstan), proses isochoris (volume konstan), proses
isothermis (temperatur konstan) dan la in-lain. Suatu sistem disebut menjalani
suatu siklus, apabila sistem tersebut menjalani rangkaian beberapa proses,
dengan keadaan akhir sistem kembali ke keadaan awalnya. Pada Gambar 1.3 (a)
terlihat suatu siklus terdiri dari 2 jenis proses, dan Gambar 1.3 (b) siklus
lain dengan 4 jenis proses.
(a).
Siklus dengan 2 proses (b). Siklus dengan 4 proses
Gambar
1.3. Diagram siklus thermodinamika
2.8 SISTEM
SATUAN, TEKANAN, DAN TEMPERATUR.
2.8.1 Sistem Satuan.
Suatu sistem satuan adalah sistem besarn atau unit
untuk mengkuantifikasikan dimensi dari suatu property. Sistem satuan
yang sekarang dipergunakan di seluruh dunia, termasuk Indonesia, adalah Sistem
SI (Sistem Internasional. Sistem ini
menggantikan 2 sistem yang dipergunakan sebelumnya, yaitu sistem British dan
sistem Metris. Dalam sistem SI ada 7 macam dimensi dasar, yaitu panjang (m), massa
(kg), waktu (detik), temperatur (K), arus listrik (A), satuan sinar (candela-c),
dan satuan molekul (mol). Satuan gaya merupakan kombinasi dari masa dan
percepatan, dan mempunyai besaran N (Newton), yang didefinisikan menurut Hukum
Newton,
F
= m a
Dan
1 N adalah gaya yang diperlukan untuk memberikan percepatan sebesar 1 m/det2
pada suatu masa sebesar 1 kg sehingga.
1
N = 1 kg. m/det2
Ukuran
berat (W) adalah gaya yang ditimbulkan oleh masa m kg, dengan percepatan
sebesar medan gravitasi yang terjadi (g), sebagai berikut.
W
= m g
Satuan
W adalah Newton, sedang besar gravitasi di bumi adalah 9,807 m/det2 di
permukaan laut dan semakin kecil dengan bertambahnya elevasi. Kerja yang
merupakan salah satu bentuk energi, adalah gaya kali jarak dengan satuan N.m,
dan disebut pula J (Joule) yaitu,
1
J = 1 N.m
Satuan
Joule juga digunakan dalam dimensi energi panas, dan biasanya ukurannya dalam
kJ (kilojoule) atau MJ (Mega Joule).
2.8.2 Tekanan.
Tekanan merupakan salah satu property yang
terpenting dalam thermodinamika, dan didefinisikan sebagai gaya tekan suatu
fluida (cair atau gas) pada satu satuan unit luas area. Istilah tekanan pada
benda padat disebut tegangan (stress). Satuan tekanan adalah Pa
(Pascal), yang didefinisikan sebagai, 1 Pa = 1 N/m2 Karena satuan Pascal
terlalu kecil, maka dalam analisis thermodinamika
seringdigunakan
satua kilopascal (1 kPa = 103 Pa), atau megapascal (1 MPa = 106 Pa). Satuan
tekanan yang cukup dikenal adalah satuan bar (barometric), atau atm (standard
atmosphere), sebagai berikut.
1 bar = 105 Pa = 0,1 Mpa = 100kPa
1 atm = 101. 325 Pa = 101,325 kPa = 1,
01325 bar
Pengukuran tekanan dengan menggunakan referensi
tekanan nol absolut disebut tekanan absolut (ata), sedang tekanan manometer
(ato) adalah tekanan relatif terhadap tekanan atmosfir. Tekanan vakum adalah
tekanan dibawah 1 atm, yaitu perbedaan antara tekanan atmosfir dengan tekanan
absolut, seperti ditunjukkan dalam Gambar 1.4. sebagai berikut,
Gambar
1.4. Hubungan pengukuran beberapa jenis tekanan
Alat pengukur tekanan diatas atmosfir adalah
manometer, alat pengukur tekanan vakum disebut manometer vakum, sedang alat
pengukur tekanan atmosfir disebut barometer. Terdapat banyak jenis metode pengukuran
tekanan seperti pipa U, manometer pegas, atau transduser elektronik.
2.8.3 Temperatur
Ukuran temperatur berfungsi untuk mengindikasikan
adanya energi panas pada suatu benda padat, cair, atau gas. Metodenya biasanya menggunakan
perubahan salah satu property suatu material karena panas, seperti
pemuaian, dan sifat listrik. Prinsip pengukurannya adalah apabila suatu alat
ukur ditempelkan pada benda yang akan diukur temperaturnya, maka akan terjadi
perpindahan panas ke alat ukur sampai terjadi keadaan seimbang. Dengan demikian
temperatur yang terterapada alat ukur adalah sama dengan temperatur pada benda
yang diukur temperaturnya. Prinsip tersebut menghasilkan Hukum Thermodinamika Zeroth
(Zeroth Law of Thermodynamics), yaitu apabila dua benda dalam keadaan
seimbang thermal dengan benda ketiga maka dua benda tersebut juga dalam keadaan
seimbang thermal walaupuntidak saling bersentuhan.
Dalam sistem SI satuan temperatur adalah Kelvin (K)
tanpa derajad. Skala dari ukuran temperatur dalam derajad Celcius adalah sama
dengan skala ukuran Kelvin, tetapi titik nol oC sama dengan 273,15 K. Titik nol
oC adalah kondisi es mencair pada keadaan standard atmosfir, sedang kondisi 0 K
adalah kondisi nol mutlak dimana semua gerakan yang menghasilkan energi pada
semua materi berhenti. Dalam analisis thermodinamika, apabila yang dimaksudkan adalah
ukuran temperatur maka yang digunakan adalah ukuran dalam K, sedang apabila
analisis berhubungan dengan perbedaan temperatur maka baik ukuran oC maupun K
dapat digunakan.
2.9
Persamaan keadaan gas ideal dan diagram P-v-T
Dari hasil
eksperimen, nilai besaran-besaran termodinamika bergantung satu sama lain.
Volume dikecilkan Suhu dinaikkan
tekanan naik panjang bertambah
`Apabila
volume (V), suhu (T) dan massa (m) diatur dengan nilai tertentu,
maka nilai tekanan (P) tidak bisa sebarang. Ada hubungan antara
besaran-besaran ini sbb: f(P, V, T, m) = 0
Hubungan ini disebut persamaan keadaan.Biasanya
persamaan keadaan dituliskan berdasarkan sifat-sifat alam bukan berapa
banyak material berada, sehingga besaran ekstensif diganti dengan nilai
spesifiknya. Seperti V menjadi v =
sehingga
persamaan keadaan menjadi: f(P, v, T) = 0
Persamaan ini bervariasi dari satu zat ke zat yang
lain. Hubungan antar satu sama lain biasanya tidak sederhana. Untuk
mempermudah, sering dipakai ilustrasi grafik. Contoh eksperimen untuk 1 mole
gas karbon dioksida:
Plot
antara Pv/T vs. P untuk tiga temperatur yang berbeda.
Ilustrasi grafik
tersebut menunjukkan:
§ Tampak
bahwa nilai Pv/T tidak konstan
§ Pada
tekanan rendah ketiga kurva menyatu pada nilai Pv/T = R dengan
R merupakan konstanta gas universal.
§ Pada
suhu tinggi, kurva mendekati garis lurus
Pada tekanan yang cukup rendah, untuk semua gas:
Pv/T
= R atau Pv = RT
Oleh
karena itu seringkali digunakan pendekatan “gas ideal” yang mengasumsikan bahwa
rasio Pv/T selalu sama dengan R untuk semua tekanan dan
temperatur. Kita tahu bahwa di alam tidak ada “gas ideal” semacam itu, gas yang
mendekati gas ideal terjadi pada tekanan rendah dan suhu tinggi, namun studi
tentang gas ideal sangat bermanfaat sebagai salah satu pendekatan untuk
mengetahui sifat-sifat gas sesungguhnya.
Persamaan
gas ideal:
Pv
=
RT
karena
v =
maka
persamaan gas ideal juga dapat ditulis
PV
=
nRT
Permukaan
kurva gas ideal
2.10 Proses-Proses dalam
termodinamika
2.10.1 Proses Isokoris (volume
konstan)
Bila
volume konstan, p/T = konstan,
pi/
Ti = pf/Tf
p f
i
V
Pada
proses ini DV
= 0, maka usaha yang dilakukan W = 0, sehingga
Q
= DU = n cv DT
2.10.2 Proses Isobaris (tekanan
konstan)
Bila
tekanan konstan, V/T = konstan,
Vi/
Ti = Vf/Tf
p
i f
V
Pada
proses ini usaha yang dilakukan W = p DV = p (Vf
- Vi ) , sehingga
DU
= Q - W
DU = n cp DT
- p DV
2.10.3 Proses Isotermis (temperatur
konstan)
Bila
temperatur konstan, pV = konstan,
Vo disini Pv =
RT = konstan, sering disebut sebagai “Hukum Boyle”.
piVi
= pfVf
p i
f V
Pada
proses ini DT
= 0, maka perubahan tenaga internal DU = 0, dan usaha
yang dilakukan :
W
= ò
p dV
p
= nRT/V, maka
W
= nRT ò (1/V) dV
W
= nRT ln (Vf/Vi)
Q
= W
2.10.4 Proses Adiabatis
Pada
proses ini tidak ada kalor yang masuk, maupun keluar dari sistem, Q = 0. Pada
proses adiabatik berlaku hubungan pVg=
konstan (buktikan),
piVgi
= pfVgf
p i
f
V
Usaha
yang dilakukan pada proses adiabatis :
W
= ò
p dV
p
= k/Vg , k = konstan , maka
W
= ò
(k/Vg
) dV
W
= 1/(1-g)
{ pfVf - piVi}
DU = -W
2.11 Hukum Termodinamika
Berikut
ini ada tiga hukum termodinamika yang penting untuk diketahui:
1. Hukum
termodinamika ke-nol;
2. Hukum
termodinamika kesatu dan
3. Hukum
termodinamika kedua.
2.11.1 Hukum Ke-nol Termodinamika
Hukum ini berbunyi: “Jika dua benda berada dalam
kondisi kesetimbangan termal dengan benda ketiga, maka benda-benda tersebut
berada dalam kesetimbangan termal satu sama lainnya”.
2.11.2 Hukum Kesatu Termodinamika
Hukum ini
berbunyi: “Kalor dan kerja mekanik adalah bisa saling tukar”. Sesuai dengan
hukum ini, maka sejumlah kerja mekanik dibutuhkan untuk menghasilkan sejumlah
kalor, dan sebaliknya.
Hukum ini
bisa juga dinyatakan sebagai: “Energi tidak bisa dibuat atau dimusnahkan, namun
bisa dirubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya”. Sesuai dengan hukum ini,
energi yang diberikan oleh kalor mesti sama dengan kerja eksternal yang
dilakukan ditambah dengan perolehan energi dalam karena kenaikan temperatur. Keseluruhan energi potensial dan
energi kinetik zat-zat yang terdapat dalam suatu sistem, disebut energi dalam ; U . Energi
dalam merupakan fungsi keadaankarena besarnya hanya bergantung pada keadaan
sistem. Bila dalam suatu perubahan sistem menyerap sejumlah (kecil) kalor,
δ q , dan melakukan kerja (kecil), δ w
, makasistem akan mengalami perubahan energi
dalam, d U , sebesar
U = δ q + δ w ...…( 7)
untuk perubahan yang besar pada suatu sistem dari
keadaan 1 (energi dalam U 1 ) keadaan 2 (energi dalam U 2 ), maka akan terjadi perubahan
energi dalam (∆ U ),sebesar
∆U = U 2 - U 1…………(8)
sehingga diperoleh
U 2 - U 1 = q +
w...… …(9)
∆U = q + w………..(10)
Persamaan
(10) merupakan bentuk matematik dari hukum pertamatermodinamika.
Menurut ungkapan ini, energi suatu sistem dapat berubah melalui kalor dan
kerja.Bila kerja yang dilakukan oleh sistem hanya terbatas pada kerja ekspansi
(misalnyapada kebanyakan reaksi kimia), maka persamaan (10) dapat diubah
menjadi
U = δ q – pd
V .…….. (11)
pada volume tetap,
d V = 0, maka U = δ q..……….. (12)
atau untuk perubahan
besar,
∆ U = q……… (13)
Menurut persamaan
(13) perubahan energi dalam adalah kalor yang diserap oleh sistem bila proses
berlangsung pada volume tetap
Secara
matematik:
Q = ΔU +W
dimana, Q = kalor yang
dipindahkan
ΔU = perubahan energi
dalam
W = kerja yang dilakukan dalam
satuan kalor
Persamaan
di atas bisa juga ditulis dalam bentuk diferensial atau untuk
perubahan infinitisimal :
dQ = dU + dW
2.113 Hukum Kedua Termodinamika
Hukum ini
berbunyi: “Ada batas tertentu dari jumlah energi mekanik, yang diperoleh dari
sejumlah energi panas”.
Pada umumnya perubahan yang terjadi di alam disertai
dengan perubahan energi. Dalam proses perubahan energi ini ada dua aspek
penting, yaitu arahpemindahan energi dan pengubahan energi dari satu bentuk ke
bentuk yang lain.Walaupun hukum pertama termodinamika menetapkan hubungan
antara kalor yangdiserap dengan kerja yang dilakukan oleh sistem, tetapi hukum
ini tidak menunjukkanbatas-batas mengenai sumber maupun arah aliran
energi.Hukum kedua termodinamika dirumuskan untuk menyatakan
pembatasan-pembatasan yang berhubungan dengan pengubahan kalor menjadi kerja,
dan jugauntuk menunjukkan arah perubahan proses di alam. Dalam bentuknya yang
palingumum, hukum kedua termodinamika dirumuskan dengan mempergunakan suatu fungsi
keadaan yang disebut entropi.
Hukum
termodinamika ini telah dinyatakan oleh Claussius dalam bentuk yang sedikit
berbeda: “adalah tidak mungkin bagi mesin yang bekerja sendiri bekerja dalam
proses siklik, untuk mentransfer panas dari benda dengan temperatur lebih
rendah ke benda dengan temperatur yang lebih tinggi, tanpa adanya bantuan pihak
luar”. Atau dengan kata lain, panas tidak bisa mengalir dengan sendirinya dari
benda dingin ke benda panas tanpa bantuan pihak eksternal.
Hukum
ini juga dinyatakan oleh Kelvin-Planck sebagai: “adalah tidak mungkin membuat
mesin yang bekerja dalam proses siklik yang tujuan tunggalnya untuk
mengkonversi energi panas ke energi kerja”. Dengan kata lain, tidak ada mesin
panas sebenarnya, bekerja dalam proses siklik, bisa merubah energi panas yang
diberikan menjadi kerja mekanik. Artinya terjadi penurunan energi dalam proses
menghasilkan kerja mekanik dari panas. Berdasarkan pernyataan ini, hukum kedua
termodinamika kadang-kadang disebut sebagai hukum degradasi energi.
Jika ∆ S as ialah perubahan entropi
yangterjadi di alam semesta, maka bagi setiap proses spontan berlaku, ∆S
as > 0.Dengan memandang alam semesta itu
sebagai sistem dan lingkungan, maka dapatpula dikatakan bahwa untuk semua
proses spontan berlaku,
∆S Sistem + ∆S lingkungan
> 0
dengan ∆S sistemialah perubahan entropi sistem
dan ∆S lingkungan ialah perubahan
entropi lingkungan.
2.12 Hukum ketiga termodinamika
2.12.1 Entropi zat mumi pada titik not
absolut
Entropi dapat
dipandang sebagai besaran makroskopis yang mengukurketidakteraturan sistem,
yang berarti suatu sifat menyangkut sejumlah besar molekulyang tersusun secara
tidak teratur dalam ruangan termasuk distribusi energinya.Sebagai ilustrasi,
dua buah balon yang sama besar dan saling berhubungan melaluisebuah kran. Satu
balon berisi
N molekul gas ideal, sedangkan balon yang satu hampaudara. Jika kran
dibuka, maka gas akan berdifusi ke dalam balon
yang kosong secarasecara spontan, sehingga distribusi gas dalam dua
buah balon menjadi merata.Kebolehjadian untuk menemukan sebuah molekul gas pada
salah satu balonadalah ½. Kebolehjadian untuk menemukan dua buah molekul dalam
balon yangsama adalah (½)2 , dan
kebolehjadian untuk menemukan N molekul berada dalambalon yang sama adalah (½)
N. Kebolehjadian semakin kecil dan praktis
mendekati nolapabila harga
N sangat besar (misalnya
sebesar tetapan Avogadro) Gas yangberdifusi secara spontan dan mengisi stiap
ruang yang ada dalam balon merupakankeadaan dengan kebolehjadian yang paling
tinggi, atau keadaan yang paling memungkinkan .Jika W menyatakan besarnya kebolehjadian sistem untuk
mencapai suatukeadaan tertentu, maka menurut Boltzmann dan Planck
hubungan antara entropi dankeboleh jadian diberikan oleh ungkapan S
= k ln W
(k = tetapan Boltzmann) Entropi
dapat dihubungkan dengan ‘kekacauan’ atau
ketidakteraturan sistem.Keadaan sistem yang kacau ialah keadaan di mana
partikel-partikel (molekul, atom atau ion) tersusun secara tidak teratur. Makin
kacau susunan keadaan sistem, makinbesar kebolehjadian keadaan sistem dan makin
besar entropi. Oleh karena itu zatpadat kristal pada umumnya mempunyai entropi
yang relatif rendah dibandingkandengan cairan atau gas. Gas mempunyai entropi
yang paling tinggi karena keadaansistem paling tidak teratur.Seperti telah
diuraikan di atas bahwa makin kacau atau tidak teratur susunanmolekul, makin
tinggi harga W dan entropi.
Sebaliknya makin teratur susunanmolekul sistem, makin rendah harga W
dan entropi. Kalau suatu zat
murnididinginkan hingga dekat 0 K, semua gerakan translasi dan
rotasi terhenti danmolekul-molekul mengambil kedudukan tertentu dalam kisi
kristal. Molekul hanyamemiliki energi vibrasi yang sama besar sehingga berada
dalam keadaan kuantumtunggal. Ditinjau dan kedudukan dan distribusi energi,
penyusunan molekul-molekuldalam suatu kristal yang sempurna pad 0 K hanya dapat
dilaksanakan dengan satucara. Dalam hal ini W = 1 dan ln W = 0, sehingga menurut persamaan boltzmann S = 0. Jadi, entropi
suatu kristal murni yang sempurna ialah nol pada 0 K . Pernyataan initerkenal sebagai Hukum Ketiga
Temomedinamika. Ungkapan matematik hukumtermodinamika ketiga adalah
0S T=0 =
0
2.12.2 Fungsi Energi
Bebas Helmholtz
Bagi
suatu perubahan kecil yang berlangsung tak reversibel pada temperatur T berlaku:
dS> δ q/T atau δ q - T d S<0
kalau
sistem hanya dapat melakukan kerja volume, maka persamaan (43) dapatdiubah
menjadid
U + pdV -T dS<
0 ..
pada
volume tetap, dV =
0, sehinggad
U - T d S < 0 atau d( U —
TS ) T,p < 0
fungsi
U - TS,
yang
merupakan fungsi keadaan, disebut energi bebas Helmholtz,
A, A=U-TS
Bila
persamaan dideferensiasi, diperolehd
A = d U - T
dS – Sd T
bagi proses yang berjalan reversibel dan isoterm
d A = δ W ..
jadi
penurunan energi bebas helmholtz, -
∆ A , ialah kerja maksimum yang
dapatdihasilkan dan suatu proses yang dikerjakan secara isoterm.
2.12.3 Fungsi Energi
Bebas Gibbs
Kebanyakan
proses biasanya dikerjakan pada temperatur dan tekanan tetap.Pada kondisi ini, persamaan
(44) dapat ditulis dalam bentuk,d( U —
pV — TS)T,p< 0 .
Besaran U + PV — TS
merupakan
fungsi keadaan, disebut energi bebas Gibbs , G.
G =U+PV — TS =H -TS
=A + PV
Jadi, suatu proses yang berlangsung pada
temperatur dan tekanan tetap disertaidengan penurunan energi bebar Gibbs,
(d G) T,p < 0 (hanya kerja volume)
Suatu
persamaan penting yang mengkaitkan ∆ H , ∆S dan ∆G dapat diturunkan sebagai berikut, ∆ G = ∆
H - T ∆ S
No comments:
Post a Comment